Kamis, 21 Januari 2010

PERAN PENDIDIKAN SENI DI SEKOLAH UMUM

Disadari atau tidak mata pelajaran Pendidikan seni sekarang Seni Budaya merupakan mata pelajaran yang kurang diminati oleh masarakat baik dalam lingkungan sekolah maupun luar sekolah. Hal tersebut harus dapat dimaklumi karena keberhasilan pendidikan selama ini hanya diukur dari kemampuan akademik dari mata pelajaran tertentu, sehingga mata pelajaran pendidikan seni dipandang sebelah mata dan dianggap kurang begitu penting dalam upaya meningkatkan intelektual siswa-siswinya.
Minimnya wawasan pengetahuan dan pemahaman tentang tujuan dan manfaat mata pelajaran pendidikan seni ( seni budaya ) yang diberikan di sekolah dan kurang adanya pedoman yang tepat untuk dibuat acuan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, sehinga menjadi masalah yang komplek yang dihadapi oleh para pendidik di sekolah umum dalam hal ini guru kesenian.
Coba kita simak pernyataan dibawah ini yang mungkin dapat menjadi acuan dalam pengajaran seni di sekolah umum.

Mutu pendidikan yang baik diperlukan untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka, demokratis, dan mampu bersaing sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan semua warga negara indonesia.

Kesejahteraan bangsa bukan lagi bersumber pada sumber daya alam dan modal yang besifat fisik, tetapi bersumber pada modal intelektual, modal sosial dan kredibilitas sehingga tuntutan untuk terus menerus memutakhirkan pengetahuan menjadi suatu keharusan.

Kesenian di sekolah umum pada dasarnya diarahkan untuk menumbuhkan kepekaan rasa estetik dan artistik sehingga terbentuk sikap kritis, apresiatif dan kreatif pada diri siswa secara menyeluruh. Sikap ini hanya mungkin dapat tumbuh jika dilakukan serangkaian proses kegiatan pada siswa yang meliputi kegiatan pengamatan, penilaian, serta penumbuhan rasa memiliki melalui keterlibatan siswa dalam segala aktivitas seni di dalam kelas dan atau di luar kelas.

Kurikulum kesenian memuat ketiga kegiatan tersebut di atas yang disusun sebagai satu kesatuan. Artinya, pada proses pembelajaran, ketiga proses kegiatan tersebut harus merupakan rangkaian aktivitas seni yang harus dialami siswa yang termuat dalam aktivitas mengapresiasi dan aktivitas berekpresi.
Pendidikan seni sebagai mata pelajaran di sekolah didasarkan atas hal‑hal berikut:
Pendidikan seni memiliki sifat multilingual, multi dimensional dan multi kultural.
Multilingual berarti seni bertujuan mengembangkan kemampuan mengekspresikan diri dengan berbagai cara seperti melalui bahasa rupa, bunyi, gerak dan perpaduannya.
Multidimensional berarti seni mengembangkan kompetensi dasar siswa yang mencakup; persepsi, pengetahuan, pemahaman, analisis, evaluasi, apresiasi dan produktivitas dalam menyeimbangkan fungsi otak kanan dan kiri dengan memadukan unsur logika, etika, dan estetika.
Multikultural berarti seni bertujuan menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan berapresiasi terhadap keragaman budaya lokal dan global sebagai pembentukan sikap menghargai, toleransi, demokratis, beradap dan hidup rukun dalam masyarakat dan budaya yang majemuk.

Pendidikan seni memiliki peranan dalam pembentukan pribadi siswa yang harmonis dalam logika, rasa estetis dan artistisnya serta etikanya dengan memperhatikan kebutuhan dan Perkembangan anak untuk mencapai kecerdasan emosional (eq), kecerdasan intelektual (iq), kecerdasan adversitas (aq) dan kecerdasan spiritual dan moral (sq).

Pendidikan seni memiliki peranan dalam pengembangan kreativitas, kepekaan rasa, dan indrawi serta terampil dalam berkesenian melalui pendekatan belajar dengan seni, belajar melalui seni dan belajar tentang seni.

Pengertian

Pendidikan seni meliputi semua bentuk kegiatan tentang aktivitas fisik dan citra rasa keindahan. Ativitas fisik dan citra rasa keindahan itu tertuang dalam kegiatan berekpresi, berekplorasi, berkreasi, dan berapresiasi melalui bahasa rupa, bunyi, gerak dan peran, yang masing-masing mencakup materi sesuai dengan bidang seni dan aktivitas dalam gagasan-gagasan seni, ketrampilan berkarya serta apresiasi dengan memperhatikan kontek sosial budaya masyarakat.

Dikutib dari